Tokoh Pergerakan Nasional

Setelah beberapa pos sebelumnya saya memposting hal-hal tentang pergerakan nasional. Pada pos kali ini saya ingin memposting beberapa tokoh yang berperan pada masa pergerakan nasional. Tentu saja, masa pergerakan nasional tidak akan terjadi jika tokoh-tokoh ini tidak ada. Siapa sajakah mereka? Berikut beberapa tokoh pergerakan nasional dan perannanya.


1. Dr. Soetomo
Beliau pernah bersekolah di STOVIA pada tahun 1903. Lalu bersama mahasiswa-mahasiswa lain, beliau mendirikan Budi Utomo pada 1908. Lalu pada tahun 1930 mendirikan Partai Bangsa Indonesia. Dilanjutkan mendirikan Partai Indonesia Raya pada 1935.

Paham-paham pada masa Pergerakan Nasional

Paham-paham baru berkembang pesat di Eropa sebelum dan ketika masa pergerakan nasional. Paham-paham ini berkembang pula di wilayah jajahan Eropa. Hal ini juga terjadi di Indonesia, paham-paham baru ini membuka dan mengubah cara berpikir bangsa Indonesia untuk memiliki semangat juang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Paham-paham tersebut adalah :

1. Liberalisme
Liberalisme dapat diartikan kebebesan. Liberalisme mencakup banyak hal. Liberalisme politik, ekonomi, bahkan agama. Dalam pergerakan Nasional, Liberalisme berarti upaya, paham, atau keinginan kebebasan dalam mengatur berbangsa dan bernegara dari para penjajah.

Latar Belakang Pergerakan Nasional

    Pada masa kerajaan, perjuangan mengusir penjajah masih bersifat kedaerahan. kerajaan-kerajaan di Indonesia hanya mempertahankan wilayah kerajaannya masing-masing. Misal, Belanda menyerang Kerajaan A, lalu Kerajaan A mengusir belanda. Balandu pun, hanya pindah sasaran dan menyerang Kerajaan B. Cara ini tentulah sangat tidak efektif karena tidak mengusir penjajah dari nusantara. Jadi, cepat atau lambat, penjajah akan kembali lagi. Dan hal ini berlangsung sampai adanya pergerakan nasional.

    Pergerakan nasional adalah bentuk perlawanan bangsa Indonesia melawan kolonialisme dan imperialisme yang disebabkan oleh ketidakpuasan atas hal yang terjadi. Lain dengan masa lampau yang masih bersifat kedaerahan, perjuangan pada masa pergerakan nasional tidak lagi menggunakan perlawanan fisik. Melainkan dengan mendirikan organisasi-organisasi yang bersifat nasional. Organisasi ini tidak berbau kedaerahan dan agama.