Sunan Kalijaga |
Kenalkan
sama Sunan Kalijaga? Ya beliau adalah salah satu Waliyullah yang menyebarkan Agama Islam di tanah jawa. Selain
terkenal dengan tembang-tembang ciptaannya, murid dari Sunan Bonang ini juga dengan
“Dasa Pitutur”. Sesuai dengan namanya, dasa yang berarti sepuluh dan pitutur
berarti perkataan, Dasa Pitutur berarti sepuluh perkataan atau pesan Sunan
Kalijaga untuk orang jawa. Dalam perkembangannya, Dasa Pitutur ini menjadi
sebuah filosofi tersendiri bagi orang jawa.
Pada
pos kali ini, penulis akan mencoba menjelaskan Dasa Pitutur Sunan Kalijaga.
Pertama, Urip iku Urup, filosofi pertama ini sudah cukup terkenal. Secara bahasa, pesan ini berarti Hidup itu Nyala. Nyala di sini berarti bermanfaat, maknanya Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi sekitarnya, tidak hanya untuk pribadi. Ada juga kata mutiara yang berbunyi "Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Karena dalamnya makna pesan ini, penulispun menjadikannya sebagai Subtitle blog ini.
Kedua, Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro. Pesan ini berarti hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan; kebahagiaan dan kesejahteraan; dengan memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Pesan ini sangat pas disebarkan pada zaman sekarang ini, dimana orang mencari kebahagiaan dengan memelihara sifat serakah dan tamaknya.
Ketiga, Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti yang berarti, sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Tentu hal ini benar, tidak seperti zaman sekarang yang melawan kejahatan dengan kejahatan.
Keempat, Ngluruk tanpo Bolo, Menang tanpo Ngasoraken, Sekti tanpo Aji-aji, Sugih tanpo Bondo. Pesan ini tentang menjadi orang yang berwibawa atau orang yang berkharisma. Berarti Berjuang tanpa membawa massa, Menang tanpa merendahkan lawan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan Kaya tanpa didasari Harta. Cukup sulit memang, tapi jika kita bisa melakukannya, kelak kita akan menjadi orang yang disegani.
Kelima, Datan Serik lamun Ketaman, Datan Susah lamun Kelangsan. Yang berari jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Sunan Kalijaga berpesan agar kita mudah merelakan, karena sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan.
Keenam, Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman. Filosofi ini berarti jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, dan jangan manja.
Ketujuh, Ojo Ketungkul marang Kelungguhan, Kadonyan, lan Kemareman. Berarti Janganlah terobsesi dengan keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi.
Kedelapan, Ojo Kuminter mundak Keblinger, Ojo Cidra mundak Cilaka. Yang memiliki arti jangan merasa paling pintar agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
Kesembilan, Ojo Milik Barang kang Melok, Aja Mangro mundak Kendo. Berarti jangan tergiur dengan hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah, jangan berpikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
Dan yang terakhir atau kesepuluh, Ojo Adigang, Adigung, Adiguno. Yang memiliki arti jangan sok berkuasa, sok besar, dan sok sakti.
Pertama, Urip iku Urup, filosofi pertama ini sudah cukup terkenal. Secara bahasa, pesan ini berarti Hidup itu Nyala. Nyala di sini berarti bermanfaat, maknanya Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi sekitarnya, tidak hanya untuk pribadi. Ada juga kata mutiara yang berbunyi "Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Karena dalamnya makna pesan ini, penulispun menjadikannya sebagai Subtitle blog ini.
Kedua, Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro. Pesan ini berarti hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan; kebahagiaan dan kesejahteraan; dengan memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Pesan ini sangat pas disebarkan pada zaman sekarang ini, dimana orang mencari kebahagiaan dengan memelihara sifat serakah dan tamaknya.
Ketiga, Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti yang berarti, sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Tentu hal ini benar, tidak seperti zaman sekarang yang melawan kejahatan dengan kejahatan.
Keempat, Ngluruk tanpo Bolo, Menang tanpo Ngasoraken, Sekti tanpo Aji-aji, Sugih tanpo Bondo. Pesan ini tentang menjadi orang yang berwibawa atau orang yang berkharisma. Berarti Berjuang tanpa membawa massa, Menang tanpa merendahkan lawan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan Kaya tanpa didasari Harta. Cukup sulit memang, tapi jika kita bisa melakukannya, kelak kita akan menjadi orang yang disegani.
Kelima, Datan Serik lamun Ketaman, Datan Susah lamun Kelangsan. Yang berari jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Sunan Kalijaga berpesan agar kita mudah merelakan, karena sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan.
Keenam, Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman. Filosofi ini berarti jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, dan jangan manja.
Ketujuh, Ojo Ketungkul marang Kelungguhan, Kadonyan, lan Kemareman. Berarti Janganlah terobsesi dengan keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi.
Kedelapan, Ojo Kuminter mundak Keblinger, Ojo Cidra mundak Cilaka. Yang memiliki arti jangan merasa paling pintar agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
Kesembilan, Ojo Milik Barang kang Melok, Aja Mangro mundak Kendo. Berarti jangan tergiur dengan hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah, jangan berpikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
Dan yang terakhir atau kesepuluh, Ojo Adigang, Adigung, Adiguno. Yang memiliki arti jangan sok berkuasa, sok besar, dan sok sakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar