Bukti Peninggalan Hindu-Budha

           Pada pos sebelumnya, penulis sudah mengulas tentang teori masuknya hindu-budha ke Indonesia. Namun, hal itu menjadi omong kosong jika tidak terdapat bukti peninggalan Hindu-Budha di Indonesia. Pada pos kali ini, penulis mencoba mengulas tentang Bukti Peninggalan Hindu-Budha di Indonesia.

Candi

           Kata candi diduga berasal dari kata candika yang merupakan nama salah satu perwujudan Dewi Durga. Tetapi, penafsiran di luar negeri, istilah candi hanya merujuk pada bangunan peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia dan Malaysia.
Kebanyakan candi Hindu-Buddha di Indonesia berada di pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari peta persebaran candi di Indonesia di samping.
 

Berbagi Info PPDB Insan Cendekia 2016

Assalamualaikum wr. wb.,
Wah, tahun pelajaran baru sudah dekat nih. Buat yang kelas 6, 9, dan 12 tentu sudah mulai mencari SMP, SMA, atau Perguruan Tinggi yang ingin menjadi tempat tholabul ‘ilmi selanjutnya pasti.
Nah, khusus buat adek-adek kelas 9 SMP/MTs sederajat, kenal sama MAN Insan Cendekia? Atau memang sudah mengincar sekolah ini? Ya, kali ini penulis ingin berbagi informasi mengenai PPDB MAN Insan Cendekia berdasarkan pengalaman penulis tahun lalu.
Sebelum lebih jauh, saat ini ada 9 MAN Insan Cendekia yan sudah beroperasi yaitu MAN IC Serpong ( ini sekolah penulis ) sebagai sekolah tertua yang didirikan tahun 1996, MAN IC Gorontalo tahun 1997, MAN IC Jambi, dan ada 6 MAN IC yang baru dibuka tahun lalu yaitu MAN IC Aceh Timur, MAN IC Bangka Tengah, MAN IC Paser, MAN IC OKI, MAN IC Pekalongan dan MAN IC Siak. Menurut info yang penulis terima, tahun pelajaran ini akan dibuka lagi 8 IC di provinsi lain, yaitu : MAN IC Sorong Papua Barat, MAN IC Tanah Laut Kalsel, MAN IC Batam Kepri, MAN IC Bengkul Tengah Bengkulu, MAN IC Kota Kendari Sulawesi Tenggara, MAN IC Palu Sulawesi Tengah, MAN IC Padang Pariaman Sumbar, dan MAN IC Sambas Kalbar.

Dasa Pitutur Sunan Kalijaga


Sunan Kalijaga
Kenalkan sama Sunan Kalijaga? Ya beliau adalah salah satu Waliyullah yang menyebarkan Agama Islam di tanah jawa. Selain terkenal dengan tembang-tembang ciptaannya, murid dari Sunan Bonang ini juga dengan “Dasa Pitutur”. Sesuai dengan namanya, dasa yang berarti sepuluh dan pitutur berarti perkataan, Dasa Pitutur berarti sepuluh perkataan atau pesan Sunan Kalijaga untuk orang jawa. Dalam perkembangannya, Dasa Pitutur ini menjadi sebuah filosofi tersendiri bagi orang jawa.

Pada pos kali ini, penulis akan mencoba menjelaskan Dasa Pitutur Sunan Kalijaga.

Pertama, Urip iku Urup, filosofi pertama ini sudah cukup terkenal. Secara bahasa, pesan ini berarti Hidup itu Nyala. Nyala di sini berarti bermanfaat, maknanya Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi sekitarnya, tidak hanya untuk pribadi. Ada juga kata mutiara yang berbunyi "Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Karena dalamnya makna pesan ini, penulispun menjadikannya sebagai Subtitle blog ini.

Kedua, Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro. Pesan ini berarti hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan; kebahagiaan dan kesejahteraan; dengan memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Pesan ini sangat pas disebarkan pada zaman sekarang ini, dimana orang mencari kebahagiaan dengan memelihara sifat serakah dan tamaknya.

Ketiga, Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti yang berarti, sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Tentu hal ini benar, tidak seperti zaman sekarang yang melawan kejahatan dengan kejahatan.

Keempat, Ngluruk tanpo Bolo, Menang tanpo Ngasoraken, Sekti tanpo Aji-aji, Sugih tanpo Bondo. Pesan ini tentang menjadi orang yang berwibawa atau orang yang berkharisma. Berarti Berjuang tanpa membawa massa, Menang tanpa merendahkan lawan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan Kaya tanpa didasari Harta. Cukup sulit memang, tapi jika kita bisa melakukannya, kelak kita akan menjadi orang yang disegani.

Kelima, Datan Serik lamun Ketaman, Datan Susah lamun Kelangsan. Yang berari jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Sunan Kalijaga berpesan agar kita mudah merelakan, karena sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan.

Keenam, Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman. Filosofi ini berarti jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, dan jangan manja.

Ketujuh, Ojo Ketungkul marang Kelungguhan, Kadonyan, lan Kemareman. Berarti Janganlah terobsesi dengan keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi.

Kedelapan, Ojo Kuminter mundak Keblinger, Ojo Cidra mundak Cilaka. Yang memiliki arti jangan merasa paling pintar agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

Kesembilan, Ojo Milik Barang kang Melok, Aja Mangro mundak Kendo. Berarti jangan tergiur dengan hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah, jangan berpikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

Dan yang terakhir atau kesepuluh, Ojo Adigang, Adigung, Adiguno. Yang memiliki arti jangan sok berkuasa, sok besar, dan sok sakti.

Habibie - Ainun ICS gelar Kemah Pelantikan Penegak


Suasana berbeda terlihat di lapangan sepak bola MAN Insan Cendekia Serpong pada Sabtu (6/2) sore lalu. Di lapangan tersebut telah berdiri 16 tenda ukuran sedang. Ya, pada hari Sabtu lalu memang Ambalan Habibie-Ainun sedang melaksanakan perkemahan pelantikan penegak yang diikuti semua kelas 10.
Walaupun baru saja selesai melaksanakan technical meeting untuk kegiatan OSIS, peserta terlihat begitu antusias dengan kegiatan ini. Secara gotong-royong, mereka menyiapkan lapangan sepak bola untuk menjadi area perkemahan. Kegiatan perkemahan kali ini memang berbeda, hal ini karena pertama kalinya kegiatan perkemahan dilaksanakan di dalam lingkungan kampus.
Setelah menyiapkan tenda, peserta kembali keasrama terlebih dahulu untuk makan, mandi, dan kegiatan maghrib. Kembali ke area perkemahan sekitar pukul 20.00, peserta langsung mengikuti upacara api unggun sekaligus upacara pembukaan perkemahan.

Teori masuknya Hindu-Budha ke Indonesia


Apa yang pertma kali kalian pikirkan tentang kaitan Hindu-Budha dengan Indonesia? Ya, mungkin bagi sebagian kita saat SD / SMP sudah pernah mendapat materi tentang hal tersebut. Letak Indonesia yang berada di jalur pelayaran internasional membuat Indonesia terpengaruh dengan luar. Ketika para pedagang India datang ke Indonesia misalnya, tidak hanya terjadi kegiatan jual beli disana, namun juga adanya transfer kebudayaan seperti agama, sistem pemerintahan, dan lain-lain. Hal ini pulalah yang membuat tersebarnya agama Hindu – Budha di Indonesia.

Seperti bab-bab lain di sejarah, masuknya hindu-budha ke Indonesia juga masih memunculkan tanda tanya. Bagaimana cara mereka bisa masuk ke Indonesia? Pertanyaan ini menghasilkan beberapa teori tentang masuknya Hindu – Budha ke Indonesia. Namun, teori – teori ini juga masih diperdebatkan karena tiap teori memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Untuk lebih jelasnya mari kita ulas satu persatu teori-teori tersebut.

Budayaku, budayamu, budaya kita semua. (bagian 1)


narsis saat latihan
"Khif, ini gimana pioneringnya?" kata topaz kepadaku.
"Kamu sama Abdi buat simpul di sebelah sana." kataku, ya kami sedang berlatih membuat sebuah pionering untuk mengikuti sebuah lomba pramuka di tingkat kwaran. Ketika itu aku masih menjadi pratama, oleh karena itu aku bertugas membagi tugas kepada teman-temanku di regu ini. 
"Khifni !" panggil Kak Edi, pembinaku, berperawakan agak besar namun atletis karena beliau guru olahraga. Beliau menjadi panutan kami di Pasukan Penggalang.

Sejarah? Apa itu?

        Sebagian dari kita mungkin sudah pernah mendapat pelajaran sejarah. Baik itu Sejarah Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, ataupun yang lain. Namun, mungkin ada sebagian dari kita yang belum mengetahui pengertian dari sejarah itu sendiri.

        Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI) Sejarah berarti :
  1. Asal-usul (keturunan) silsilah
  2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo, cerita
  3. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau

Lampu Kuning 2 Bulan


"Shadaqallahul adzim...." Ucap kami serempak ketika Pak Huda, ketua RT kami mengkhatamkan Alquran. Hari ini aku dan warga kampungku, seperti Ramadhan sebelumnya mengadakan tadarus Alquran di Musholla. Kebetulan hari ini adalah tadarus terakhir dan khatam terakhir pada Ramadhan tahun ini, karena 2 hari lagi lebaran.

"Silahkan dimakan" Pak RT mempersilahkan kami memakan hidangan yang sudah disediakan. Jarum jam sudah menunjukan pukul 01.00 WIB, karena aku takut kesiangan bangun sahur untuk hari terakhir puasa aku pun pamit pulang lebih dahulu.

~~~

"Assalamualaikum..." Ku beri salam ketika membuka pintu, tak ada jawaban, keluargaku sudah tidu semua kecuali adikku yang ke dua karena ia ikut tadarus bersamaku.

"Dek, Mas tidur duluan ya.." kataku pada adikku. Aku langsung menuju kamarku. Berukuran panjang bendera pusaka dengan lebar yang sama, cat putih dengan lampu bohlam kuning.