Bukti Peninggalan Hindu-Budha

           Pada pos sebelumnya, penulis sudah mengulas tentang teori masuknya hindu-budha ke Indonesia. Namun, hal itu menjadi omong kosong jika tidak terdapat bukti peninggalan Hindu-Budha di Indonesia. Pada pos kali ini, penulis mencoba mengulas tentang Bukti Peninggalan Hindu-Budha di Indonesia.

Candi

           Kata candi diduga berasal dari kata candika yang merupakan nama salah satu perwujudan Dewi Durga. Tetapi, penafsiran di luar negeri, istilah candi hanya merujuk pada bangunan peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia dan Malaysia.
Kebanyakan candi Hindu-Buddha di Indonesia berada di pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari peta persebaran candi di Indonesia di samping.
 



Kitab

           Dalam istilah Hindu-Buddha, kitab adalah kumpulan kisah, catatan, atau laporan suatu peristiwa, kadang didalamnya juga terdapat mitos. Biasanya, kitab ditulis di atas daun lontar. Dalam segi penulisannya, isi kitab tidak ditulis secara langsung, melainkan dengan puisi – puisi indah yang terdiri dari beberapa bait yang disebut pupuh.
           Perkembangan kitab terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
  • Tahap pertama atau kesusastraan tertua, lahir pada masa kerajaan mataram kuno. Kitab yang terkenal adalah Sang Hyang Kamahayanikan, oleh sambara Suryawanasa.
  • Tahap kedua, lahir pada masa kerajaan Kediri. Pada tahap ini, lahir beberapa karya sastra besar, salah satunya adalah Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwa.
  • Tahap ketiga, yaitu kesusasteraan yang lahir pada zaman Majapahit. Pada tahap ini lahir kitab Negarakartagama, ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Ada juga kitab sotasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular

Manuskrip

           Manuskrip adalah naskah tulisan tangan peninggalan masa lalu yang berisi berbagai hal seperti cerita kepahlawanan, hokum, upacara keagamaan, silsilah, syair, mantra sihir, dan resep obat obatan.
           Contoh – contoh dari manuskrip adalah sebagai berikut :
  • Pustaha, yakni naskah Batak yang ditulis dengan aksara Batak  di atas lembaran kulit kayu alim
  • I La Galigo, yakni sebuah naskah kuno dari Sulawesi Selatan. merupakan naskah epos (kepahlawanan) yang berisi kisah tentang Kerajaan Luwu pada masa pra-Islam.
  • Naskah kuno lampung, ditulis di atas kulit kayu pohon bunut, menggunakan aksara Lampung, yaitu bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Diperkirakan masuk Sumatera pada masa Sriwijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar