Semangat Naik Kelas 12

Kawan, sekarang kita udah mau naik ke kelas 12, segera menjabat sebagai “Pemangku Adat” sekolah sekaligus meninggalkan singgahsana kita di berbagai organisasi kampus ini.
“Organisasi”, kata yang jamak ditemui di sekolah yang pernah “pindah” kota dan provinsi ini. Mulai dari OSIS, MPS, Pramuka, Paskibra, hingga organisasi yang menemani kita dari bel-nya Isak Zammil berbunyi sampai bel-nya Pak Iwanto di CSA, ya apalagi kalo bukan Angkatan.

#PeduliIC (challenge tutor Ash-Shaffat)

Hehe, kawan, mungkin ente sering denger tentang istilah “Budaya IC”. Ya, kalian pasti udah pernah dibilangin sama kakak tutor kalian waktu PTS/Matsama atau bahkan sama kakak-kakak yang pake baju item-item tentang hal ini. Gak cuma sekali, tapi berkali-kali iya gak? Apa sih budaya IC? Atau mungkin ada diantara kalian yang justru mempertanyakan budaya IC?
Kawan, sesuai namanya, Budaya IC adalah suatu hal yang dibiasakan untuk diamalkan khususnya di Kampus IC dan menurut ilmu cocoklogi, :v Budaya IC itu sebenarnya adalah budaya, kebiasaan, atau mungkin tata krama yang berasal dari “IC” : Indonesian Culture atau Islamic Culture :v Jadi memang budaya IC bukan hal yang asing bagi kita kan? Tapi kenapa bisa sampai bisa muncul istilah “Budaya IC” ?

AEC (MEA) dan AFTA, untung atau rugi?

   Pada pertengahan 2015 yang lalu, mungkin sering muncul iklan layanan masyarakat di saluaran televisi mengenai MEA. Apa itu MEA? MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi sesuai visi ASEAN 2020. Sebenarnya MEA adalah istilah yang dibuat pemerintah Indonesia untuk mempermudah istilah aslinya, yakni ASEAN Economy Community (AEC).

Reformasi

gambar pertama di google dengan kata kunci "reformasi"
Hai sobat blogger, apa kabar nih? sekarang kelas ane udah masuk ke Bab Reformasi.

Apa sih yang kalian pikirkan tentang reformasi? Demonstrasi 1998? Tumbangnya Soeharto? atau Kebebasan Pers? Baik, mari kita kupas perlahan, apa itu reformasi, dan apa efeknya bagi Indonesia


Reformasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang politik, sosial, atau agama) di suatu masyarakat atau negara.

Dampak Penjajahan Jepang

 Hai sobat… Dari kemaren ane ngepostnya Jepang mulu… Ya tidak bisa dipungkiri bahwa Jepang adalah salah satu dari bagian sejarah bangsa kita. Walaupun “hanya” 3,5 tahun menjajah bangsa kita, kita tidak bisa menafikan begitu saja penjajahan ini. 3,5 tahun ini justru dianggap lebih kejam dibanding penjajahan Belanda selama bertahun-tahun.

Walaupun demikian, tidak hanya dampak negatif yang kita terima sebagai bangsa jajahan. Ada juga beberapa manfaat dan bahkan sebagian besar bertahan samapai sekarang akibat penjajahan Jepang. Dampak-dampak itu meliputi berbagai bidang, ada bidang politik, sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan.

Fakta Jepang yang Patut Dicontoh

Sebagi salah satu negara maju di dunia, Jepang memanglah sangat luar biasa. Tidak hanya dari segi teknologi, kebiasaan mereka juga sangat luar biasa. Berikut adalah sepuluh kebiasaan orang Jepang yang patut di tiru oleh Indonesia..

Pertama, Jepang merupakan negara dengan presentase melek huruf hampir menyentuh 100% hal ini karena sejak kecil mereka dibiasakan untuk membaca. Jangan heran jika di dalam kereta, baik tua maupun muda, pelajar maupun pekerja, duduk maupun berdiri semua membaca. Ada yang membaca koran, majalah, buku, atau hanya sekedar komik atau novel.

Dunia dalam Satu Keluarga


    Hai, sobat... Pembahasan kita tentang Jepang belum beres nih...


    Penasaran gak sih? Apa yang membuat Jepang sangat berambisius untuk menjadi "pemimpin" di asia timur raya? Tentulah Jepang memiliki slogan yang mereka tanamkan dalam setiap jiwa ksatria-ksatrianya. Slogan ini adalah Hakko Ichiu.

    Hakko Ichiu berarti "Delapan Penjuru Dunia di Bawah Satu Atap" atau ada juga yang mengartikan "Dunia dalam Satu Keluarga" adalah sebuah slogan yang dipakai Kekaisaran Jepang sebagai kebijakan nasional ketika Perang Tiongkok-Jepang kedua sampai dengan Perang Dunia kedua. Slogan inilah yang digunakan sebagai simbol persaudaraan demi meujudkan kawasan kesemakmuran Asia Timur Raya saat Perang Dunia Kedua.