Pada pertengahan 2015 yang lalu, mungkin sering muncul iklan layanan masyarakat di saluaran televisi mengenai MEA. Apa itu MEA? MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi sesuai visi ASEAN 2020. Sebenarnya MEA adalah istilah yang dibuat pemerintah Indonesia untuk mempermudah istilah aslinya, yakni ASEAN Economy Community (AEC).
Reformasi
gambar pertama di google dengan kata kunci "reformasi" |
Apa sih yang
kalian pikirkan tentang reformasi? Demonstrasi 1998? Tumbangnya Soeharto? atau
Kebebasan Pers? Baik, mari kita kupas perlahan, apa itu reformasi, dan apa
efeknya bagi Indonesia
Reformasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang politik, sosial, atau agama) di suatu masyarakat atau negara.
Dampak Penjajahan Jepang
Walaupun demikian, tidak hanya
dampak negatif yang kita terima sebagai bangsa jajahan. Ada juga beberapa
manfaat dan bahkan sebagian besar bertahan samapai sekarang akibat penjajahan
Jepang. Dampak-dampak itu meliputi berbagai bidang, ada bidang politik, sosial,
budaya, ekonomi, dan pendidikan.
Fakta Jepang yang Patut Dicontoh
Sebagi salah satu negara maju di
dunia, Jepang memanglah sangat luar biasa. Tidak hanya dari segi teknologi,
kebiasaan mereka juga sangat luar biasa. Berikut adalah sepuluh kebiasaan orang
Jepang yang patut di tiru oleh Indonesia..
Pertama, Jepang merupakan negara dengan presentase melek huruf hampir
menyentuh 100% hal ini karena sejak kecil mereka dibiasakan untuk membaca.
Jangan heran jika di dalam kereta, baik tua maupun muda, pelajar maupun pekerja,
duduk maupun berdiri semua membaca. Ada yang membaca koran, majalah, buku, atau
hanya sekedar komik atau novel.
Dunia dalam Satu Keluarga
Hai, sobat... Pembahasan kita tentang Jepang belum beres nih...
Penasaran gak sih? Apa yang membuat Jepang sangat berambisius untuk menjadi "pemimpin" di asia timur raya? Tentulah Jepang memiliki slogan yang mereka tanamkan dalam setiap jiwa ksatria-ksatrianya. Slogan ini adalah Hakko Ichiu.
Hakko Ichiu berarti "Delapan Penjuru Dunia di Bawah Satu Atap" atau ada juga yang mengartikan "Dunia dalam Satu Keluarga" adalah sebuah slogan yang dipakai Kekaisaran Jepang sebagai kebijakan nasional ketika Perang Tiongkok-Jepang kedua sampai dengan Perang Dunia kedua. Slogan inilah yang digunakan sebagai simbol persaudaraan demi meujudkan kawasan kesemakmuran Asia Timur Raya saat Perang Dunia Kedua.
Kamikaze ( Pasukan "jihad" Jepang )
Akhir-akhir ini banyak media terutama media barat menyoroti
tentang bom bunuh diri yang disebut-sebut mengatasnamakan “jihad fi sabilillah”.
Pada saat perang dunia kedua ada juga lho pasukan “jihad”. Memang penggunaan
jihad disini agak ngaco, saya artikan (walaupun bukan arti sebenarnya) jihad
itu semacam berani mati. Saat PD dulu, jepang memiliki satuan pilot dari
angkatan laut dan darat yang berani menjadikan dirinya sebagai “rudal” tarakhir
bagi pesawat tempurnya.
Pasukan ini biasa disebut dengan “Kamikaze”. Secara harfiah,
Kamikaze berarti “angin dewa” yang merujuk pada legenda jepang tentang angin
topan besar yang berhasil menyelamatkan jepang dari serangan mongol pada 1281.
Tokoh Pergerakan Nasional
Setelah beberapa pos sebelumnya saya memposting
hal-hal tentang pergerakan nasional. Pada pos kali ini saya ingin memposting
beberapa tokoh yang berperan pada masa pergerakan nasional. Tentu saja, masa
pergerakan nasional tidak akan terjadi jika tokoh-tokoh ini tidak ada. Siapa
sajakah mereka? Berikut beberapa tokoh pergerakan nasional dan perannanya.
1. Dr. Soetomo
Beliau pernah bersekolah di STOVIA pada tahun 1903. Lalu bersama
mahasiswa-mahasiswa lain, beliau mendirikan Budi Utomo pada 1908. Lalu pada
tahun 1930 mendirikan Partai Bangsa Indonesia. Dilanjutkan mendirikan Partai
Indonesia Raya pada 1935.
Paham-paham pada masa Pergerakan Nasional
Paham-paham baru berkembang pesat di Eropa sebelum dan
ketika masa pergerakan nasional. Paham-paham ini berkembang pula di wilayah
jajahan Eropa. Hal ini juga terjadi di Indonesia, paham-paham baru ini membuka
dan mengubah cara berpikir bangsa Indonesia untuk memiliki semangat juang dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia. Paham-paham tersebut adalah :
1. Liberalisme
Liberalisme dapat diartikan kebebesan. Liberalisme mencakup
banyak hal. Liberalisme politik, ekonomi, bahkan agama. Dalam pergerakan
Nasional, Liberalisme berarti upaya, paham, atau keinginan kebebasan dalam
mengatur berbangsa dan bernegara dari para penjajah.
Latar Belakang Pergerakan Nasional
Pada masa kerajaan, perjuangan mengusir penjajah masih
bersifat kedaerahan. kerajaan-kerajaan di Indonesia hanya mempertahankan
wilayah kerajaannya masing-masing. Misal, Belanda menyerang Kerajaan A, lalu
Kerajaan A mengusir belanda. Balandu pun, hanya pindah sasaran dan menyerang
Kerajaan B. Cara ini tentulah sangat tidak efektif karena tidak mengusir
penjajah dari nusantara. Jadi, cepat atau lambat, penjajah akan kembali lagi.
Dan hal ini berlangsung sampai adanya pergerakan nasional.
Pergerakan nasional adalah bentuk perlawanan bangsa
Indonesia melawan kolonialisme dan imperialisme yang disebabkan oleh
ketidakpuasan atas hal yang terjadi. Lain dengan masa lampau yang masih
bersifat kedaerahan, perjuangan pada masa pergerakan nasional tidak lagi menggunakan
perlawanan fisik. Melainkan dengan mendirikan organisasi-organisasi yang
bersifat nasional. Organisasi ini tidak berbau kedaerahan dan agama.
Kongsi Dagang Eropa
Kongsi Dagang Belanda
Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOCadalah
Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda. Berdiri pada tanggal 20 Maret 1602. Disebut
Hindia Timur karena ada pula VWC yang merupakan persekutuan dagang untuk
kawasan Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan multinasional
pertama di dunia sekaligus merupakan perusahaan pertama yang mengeluarkan
sistem pembagian saham.
VOC memiliki fasilitas-fasilitas istimewa
dari negara yang membuatnya menjadi seperti negara dalam negara. VOC boleh
memiliki tentara, bernegosiasi dengan negara lain, bahkan mengeluarkan mata
uang.
Kolonialisme dan Imperialisme beserta bentuk-bentuknya
Pengertian Kolonialsime
Kolonialisme berasal dari kata
colunus (colonia) yang berarti tanah pemukiman/jajahan. Secara istilah
kolonialisme berarti suatu usaha untuk untuk mengembangkan kekuasaan suatu
negara diluar wilayah negara tersebut. Istilah ini juga menunjuk kepada suatu
himpunan keyakinan yang digunakan untuk melegitimasikan atau mempromosikan
sistem ini, terutama kepercayaan bahwa moral dari pengkoloni lebih hebat
ketimbang yang dikolonikan.
Kolonialisme pada umumnya
bertujuan untuk menguras sumber-sumber kekayaan daerah koloni demi perkembangan
industri dan memenuhi kekayaan negara yang melaksanakan politik kolonial
tersebut. Dengan mencapai dominasi ekonomi atas sumber daya, manusia, dan perdagangan
di suatu wilayah. Wilayah koloni umumnya adalah daerah-daerah yang kaya akan
bahan mentah untuk keperluan negara yang melakukan kolonialisme.
Penjelajahan Samudra
Penjelajahan samudra oleh bangsa eropa dilakukan untuk mencari
sumber rempah-rempah untuk memenuhi kebutuhan negaranya.Mereka melakukan hal
ini karena terjadinya krisis perdagangan rempah-rempah yang dialami oleh bangsa
barat. Rempah-rempah memang menjadi barang yang sangat diperlukan oleh Bangsa
Barat, khususnya pada saat musim dingin. Kebutuhan rempah-rempah di wilayah
eropa yang sangat tinggi dicukupi oleh aktivitas perdagangan antara orang Asia
dan Eropa di Laut Tengah.
Namun, akibat meletusnya perang salib pada 1096 – 1291, aktivitas
ini terganggu. Bahkan akibat Jatuhnya kota Konstatinopel (Byzantium)pada tahun
1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas ini terputus. Sultan Mahmud II, penguasa
Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah
kekuasannya.
Fatahillah dan Sunan Gunung Jati, sama atau beda?
Syarif Hidayatullah atau Fatahillah? |
Oke,
dalam artikel kali ini akan dijabarkan siapakah Fatahillah dan siapakah Syarif
Hidayatulah, apakah merupakan nama dari satu orang atau memang berbeda orang? Mari kita mulai...
Menurut
Edi S.Ekadjati dari Carita Purwaka Caruban Nagari, memang makam kedua tokoh itu
sama-sama ditempatkan secara berdekatan di Pasir Jati Bukit Sembung Cirebon. Namun,
kedua tokoh itu berbeda orang. Sunan Gunung Jati wafat tahun 1568 sedangkan
Fatahillah wafat tahun 1570.
Tradisi Islam
Hai sobat,
setelah pos-pos tentang Hindu-Budha, sudah saatnya kita masuk ke Sejarah Islam
di Indonesia. Setelah barabad-abad nusantara menganut kepercayaan
animisme-dinamisme lalu menganut Hindu-Budha sekarang Indonesia menjadi bangsa
yang mayoritas penduduknya Muslim.
Penyebaran
Islam di Nusantara tidaklah sama dengan penyebaran islam di timur-tengah dan
eropa yang menggunakan pedang. Karena kultur masyarakat kita yang ramah dengan
pendatang, para penyebar islam di Nusantara menggunakan pendekatan kultural dan
dagang.
Bukti Peninggalan Hindu-Budha
Pada pos sebelumnya, penulis sudah mengulas tentang teori masuknya hindu-budha ke Indonesia. Namun, hal itu menjadi omong kosong jika tidak terdapat bukti peninggalan Hindu-Budha di Indonesia. Pada pos kali ini, penulis mencoba mengulas tentang Bukti Peninggalan Hindu-Budha di Indonesia.
Candi
Candi
Kata candi diduga berasal dari kata candika yang merupakan nama salah satu perwujudan Dewi Durga. Tetapi, penafsiran di luar negeri, istilah candi hanya merujuk pada bangunan peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia dan Malaysia.
Kebanyakan candi Hindu-Buddha di Indonesia berada di pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari peta persebaran candi di Indonesia di samping.
Berbagi Info PPDB Insan Cendekia 2016
Assalamualaikum wr. wb.,
Wah, tahun pelajaran baru sudah dekat nih.
Buat yang kelas 6, 9, dan 12 tentu sudah mulai mencari SMP, SMA, atau Perguruan
Tinggi yang ingin menjadi tempat tholabul
‘ilmi selanjutnya pasti.
Nah, khusus buat adek-adek kelas 9 SMP/MTs
sederajat, kenal sama MAN Insan Cendekia? Atau memang sudah mengincar sekolah
ini? Ya, kali ini penulis ingin berbagi informasi mengenai PPDB MAN Insan
Cendekia berdasarkan pengalaman penulis tahun lalu.
Sebelum lebih jauh, saat ini ada 9 MAN Insan
Cendekia yan sudah beroperasi yaitu MAN IC Serpong ( ini sekolah penulis ) sebagai sekolah tertua
yang didirikan tahun 1996, MAN IC Gorontalo tahun 1997, MAN IC Jambi, dan ada 6
MAN IC yang baru dibuka tahun lalu yaitu MAN IC Aceh Timur, MAN IC Bangka
Tengah, MAN IC Paser, MAN IC OKI, MAN IC Pekalongan dan MAN IC Siak. Menurut
info yang penulis terima, tahun pelajaran ini akan dibuka lagi 8 IC di provinsi
lain, yaitu : MAN IC Sorong Papua Barat, MAN IC Tanah Laut Kalsel, MAN IC Batam Kepri, MAN IC Bengkul Tengah Bengkulu, MAN IC Kota Kendari Sulawesi Tenggara, MAN IC Palu Sulawesi Tengah, MAN IC Padang Pariaman Sumbar, dan MAN IC Sambas Kalbar.
Dasa Pitutur Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga |
Kenalkan
sama Sunan Kalijaga? Ya beliau adalah salah satu Waliyullah yang menyebarkan Agama Islam di tanah jawa. Selain
terkenal dengan tembang-tembang ciptaannya, murid dari Sunan Bonang ini juga dengan
“Dasa Pitutur”. Sesuai dengan namanya, dasa yang berarti sepuluh dan pitutur
berarti perkataan, Dasa Pitutur berarti sepuluh perkataan atau pesan Sunan
Kalijaga untuk orang jawa. Dalam perkembangannya, Dasa Pitutur ini menjadi
sebuah filosofi tersendiri bagi orang jawa.
Pada
pos kali ini, penulis akan mencoba menjelaskan Dasa Pitutur Sunan Kalijaga.
Pertama, Urip iku Urup, filosofi pertama ini sudah cukup terkenal. Secara bahasa, pesan ini berarti Hidup itu Nyala. Nyala di sini berarti bermanfaat, maknanya Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi sekitarnya, tidak hanya untuk pribadi. Ada juga kata mutiara yang berbunyi "Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Karena dalamnya makna pesan ini, penulispun menjadikannya sebagai Subtitle blog ini.
Kedua, Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro. Pesan ini berarti hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan; kebahagiaan dan kesejahteraan; dengan memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Pesan ini sangat pas disebarkan pada zaman sekarang ini, dimana orang mencari kebahagiaan dengan memelihara sifat serakah dan tamaknya.
Ketiga, Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti yang berarti, sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Tentu hal ini benar, tidak seperti zaman sekarang yang melawan kejahatan dengan kejahatan.
Keempat, Ngluruk tanpo Bolo, Menang tanpo Ngasoraken, Sekti tanpo Aji-aji, Sugih tanpo Bondo. Pesan ini tentang menjadi orang yang berwibawa atau orang yang berkharisma. Berarti Berjuang tanpa membawa massa, Menang tanpa merendahkan lawan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan Kaya tanpa didasari Harta. Cukup sulit memang, tapi jika kita bisa melakukannya, kelak kita akan menjadi orang yang disegani.
Kelima, Datan Serik lamun Ketaman, Datan Susah lamun Kelangsan. Yang berari jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Sunan Kalijaga berpesan agar kita mudah merelakan, karena sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan.
Keenam, Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman. Filosofi ini berarti jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, dan jangan manja.
Ketujuh, Ojo Ketungkul marang Kelungguhan, Kadonyan, lan Kemareman. Berarti Janganlah terobsesi dengan keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi.
Kedelapan, Ojo Kuminter mundak Keblinger, Ojo Cidra mundak Cilaka. Yang memiliki arti jangan merasa paling pintar agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
Kesembilan, Ojo Milik Barang kang Melok, Aja Mangro mundak Kendo. Berarti jangan tergiur dengan hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah, jangan berpikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
Dan yang terakhir atau kesepuluh, Ojo Adigang, Adigung, Adiguno. Yang memiliki arti jangan sok berkuasa, sok besar, dan sok sakti.
Pertama, Urip iku Urup, filosofi pertama ini sudah cukup terkenal. Secara bahasa, pesan ini berarti Hidup itu Nyala. Nyala di sini berarti bermanfaat, maknanya Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi sekitarnya, tidak hanya untuk pribadi. Ada juga kata mutiara yang berbunyi "Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Karena dalamnya makna pesan ini, penulispun menjadikannya sebagai Subtitle blog ini.
Kedua, Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dur Hangkoro. Pesan ini berarti hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan; kebahagiaan dan kesejahteraan; dengan memberantas sifat angkara murka, serakah, dan tamak. Pesan ini sangat pas disebarkan pada zaman sekarang ini, dimana orang mencari kebahagiaan dengan memelihara sifat serakah dan tamaknya.
Ketiga, Suro Diro Joyo Jayaningrat, Lebur dening Pangastuti yang berarti, sifat keras hati, picik, dan angkara murka hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut, dan sabar. Tentu hal ini benar, tidak seperti zaman sekarang yang melawan kejahatan dengan kejahatan.
Keempat, Ngluruk tanpo Bolo, Menang tanpo Ngasoraken, Sekti tanpo Aji-aji, Sugih tanpo Bondo. Pesan ini tentang menjadi orang yang berwibawa atau orang yang berkharisma. Berarti Berjuang tanpa membawa massa, Menang tanpa merendahkan lawan, Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, dan Kaya tanpa didasari Harta. Cukup sulit memang, tapi jika kita bisa melakukannya, kelak kita akan menjadi orang yang disegani.
Kelima, Datan Serik lamun Ketaman, Datan Susah lamun Kelangsan. Yang berari jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri, jangan sedih manakala kehilangan sesuatu. Sunan Kalijaga berpesan agar kita mudah merelakan, karena sejatinya semua yang kita miliki hanyalah titipan.
Keenam, Ojo Gumunan, Ojo Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman. Filosofi ini berarti jangan mudah terheran-heran, jangan mudah menyesal, jangan mudah terkejut-kejut, dan jangan manja.
Ketujuh, Ojo Ketungkul marang Kelungguhan, Kadonyan, lan Kemareman. Berarti Janganlah terobsesi dengan keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi.
Kedelapan, Ojo Kuminter mundak Keblinger, Ojo Cidra mundak Cilaka. Yang memiliki arti jangan merasa paling pintar agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
Kesembilan, Ojo Milik Barang kang Melok, Aja Mangro mundak Kendo. Berarti jangan tergiur dengan hal-hal yang tampak mewah, cantik, dan indah, jangan berpikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
Dan yang terakhir atau kesepuluh, Ojo Adigang, Adigung, Adiguno. Yang memiliki arti jangan sok berkuasa, sok besar, dan sok sakti.
Habibie - Ainun ICS gelar Kemah Pelantikan Penegak
Suasana berbeda terlihat di lapangan
sepak bola MAN Insan Cendekia Serpong pada Sabtu (6/2) sore lalu. Di lapangan
tersebut telah berdiri 16 tenda ukuran sedang. Ya, pada hari Sabtu lalu memang
Ambalan Habibie-Ainun sedang melaksanakan perkemahan pelantikan penegak yang diikuti
semua kelas 10.
Walaupun baru saja selesai
melaksanakan technical meeting untuk
kegiatan OSIS, peserta terlihat begitu antusias dengan kegiatan ini. Secara
gotong-royong, mereka menyiapkan lapangan sepak bola untuk menjadi area
perkemahan. Kegiatan perkemahan kali ini memang berbeda, hal ini karena pertama
kalinya kegiatan perkemahan dilaksanakan di dalam lingkungan kampus.
Setelah menyiapkan tenda, peserta kembali keasrama terlebih dahulu untuk makan, mandi, dan kegiatan maghrib. Kembali ke area perkemahan sekitar pukul 20.00, peserta langsung mengikuti upacara api unggun sekaligus upacara pembukaan perkemahan.
Setelah menyiapkan tenda, peserta kembali keasrama terlebih dahulu untuk makan, mandi, dan kegiatan maghrib. Kembali ke area perkemahan sekitar pukul 20.00, peserta langsung mengikuti upacara api unggun sekaligus upacara pembukaan perkemahan.
Teori masuknya Hindu-Budha ke Indonesia
Apa
yang pertma kali kalian pikirkan tentang kaitan Hindu-Budha dengan Indonesia?
Ya, mungkin bagi sebagian kita saat SD / SMP sudah pernah mendapat materi
tentang hal tersebut. Letak Indonesia yang berada di jalur pelayaran
internasional membuat Indonesia terpengaruh dengan luar. Ketika para pedagang
India datang ke Indonesia misalnya, tidak hanya terjadi kegiatan jual beli
disana, namun juga adanya transfer kebudayaan seperti agama, sistem
pemerintahan, dan lain-lain. Hal ini pulalah yang membuat tersebarnya agama
Hindu – Budha di Indonesia.
Seperti
bab-bab lain di sejarah, masuknya hindu-budha ke Indonesia juga masih
memunculkan tanda tanya. Bagaimana cara mereka bisa masuk ke Indonesia?
Pertanyaan ini menghasilkan beberapa teori tentang masuknya Hindu – Budha ke
Indonesia. Namun, teori – teori ini juga masih diperdebatkan karena tiap teori
memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Untuk
lebih jelasnya mari kita ulas satu persatu teori-teori tersebut.
Budayaku, budayamu, budaya kita semua. (bagian 1)
narsis saat latihan |
"Khif, ini gimana pioneringnya?" kata topaz
kepadaku.
"Kamu sama Abdi buat simpul di sebelah sana."
kataku, ya kami sedang berlatih membuat sebuah pionering untuk
mengikuti sebuah lomba pramuka di tingkat kwaran. Ketika itu aku masih menjadi
pratama, oleh karena itu aku bertugas membagi tugas kepada teman-temanku di
regu ini.
"Khifni !" panggil Kak Edi, pembinaku,
berperawakan agak besar namun atletis karena beliau guru olahraga. Beliau
menjadi panutan kami di Pasukan Penggalang.
Sejarah? Apa itu?
Sebagian dari kita mungkin
sudah pernah mendapat pelajaran sejarah. Baik itu Sejarah Indonesia, Sejarah
Kebudayaan Islam, ataupun yang lain. Namun, mungkin ada sebagian dari kita yang
belum mengetahui pengertian dari sejarah itu sendiri.
Menurut Kamus Besar
Bahsa Indonesia (KBBI) Sejarah berarti :
- Asal-usul (keturunan) silsilah
- Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo, cerita
- Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau
Lampu Kuning 2 Bulan
"Shadaqallahul adzim...." Ucap kami serempak
ketika Pak Huda, ketua RT kami mengkhatamkan Alquran. Hari ini aku dan warga
kampungku, seperti Ramadhan sebelumnya mengadakan tadarus Alquran di Musholla.
Kebetulan hari ini adalah tadarus terakhir dan khatam terakhir pada Ramadhan
tahun ini, karena 2 hari lagi lebaran.
"Silahkan dimakan" Pak RT mempersilahkan kami
memakan hidangan yang sudah disediakan. Jarum jam sudah menunjukan pukul 01.00
WIB, karena aku takut kesiangan bangun sahur untuk hari terakhir puasa aku pun
pamit pulang lebih dahulu.
~~~
"Assalamualaikum..." Ku beri salam ketika membuka
pintu, tak ada jawaban, keluargaku sudah tidu semua kecuali adikku yang ke dua
karena ia ikut tadarus bersamaku.
"Dek, Mas tidur duluan ya.." kataku pada adikku.
Aku langsung menuju kamarku. Berukuran panjang bendera pusaka dengan lebar yang
sama, cat putih dengan lampu bohlam kuning.
Zaman Batu
Ya, kali ini penulis akan
menyampaikan artikel dengan judul zaman batu. Zaman batu terkenal dengan adanya
penemuan-penemuan alat-alat atau perkakas yang terbuat dari batu. Sebenarnya
pada zaman ini tidak hanya menggunakan batu sebagai bahan dasar alat-alat. Tapi
juga kayu, namun kayu tidak dapat awet seperti batu sehingga tidak ada
bukti-buktinya.
Zaman batu dibagi
menjadi 4 zaman yaitu :
A. Zaman Batu Tua
(Paleolitikum)
Zaman Paleolithikum ditandai
dengan kebudayan manusia yang masih sangat sederhana yakni nomaden (tempat
hidup berpindah-pindah) dan mencari makanan dengan berburu / mengumpulkan (food
gathering). Zaman ini berlangsung kira-kira 600 ribu tahun.
Pada zaman ini, berdasarkan
penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum
adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus,
dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
Contoh Laporan Perjalanan non-formal
Hai akhi.., ada yang pengin tahu gimana nyusun laporan perjalanan yang semi formal, berikut laporan perjalanan ane kemarin, baru dikumpulin akhi...
The Youth Pledge (Sumpah Pemuda)
The Youth Pledge (Indonesian: Sumpah Pemuda), was a declaration made on 28 October 1928 by young Indonesian nationalists in The Second Youth Con
gress (Indonesian: Kongres Pemuda Kedua). They proclaimed three ideals, one motherland, one nation and one language. The first Indonesian youth congress was held in Batavia, capital of the then-Dutch East Indiesin 1926. It produced no formal decisions but did promote the idea of a united Indonesia.
In October 1928, the second Indonesian youth congress was held at three different locations. In the first session, the hope was expressed that the congress would inspire the feeling of unity. The second session saw discussions about educational issues. In the third and final session, held at Jalan Kramat Raya No, 106, on October 28 participants heard the future Indonesian national anthem Indonesia Raya by Wage Rudolf Supratman.
Langganan:
Postingan (Atom)